Uncategorized

Pocong Penjaga Portal Berhenti Bertugas Karena Malah Jadi Tontonan

Dua pocong penjaga portal di Dukuh Kesongo RT 002 RW 001, Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah, berhenti bertugas untuk sementara. Pocong yang dimaksudkan untuk membatasi mobilitas warga di masa pandemi virus corona itu, justru menghadirkan kerumunan lantaran ramai jadi tontonan. Seperti diwartakan sebelumnya, semenjak virus corona mewabah di Indonesia, pemerintah gencar melakukan imbauan social distancing .

Namun, di tengah santernya aksi social distancing , masih ada sejumlah warga yang bandel dan tetap berkeliaran di luar rumah. Seperti yang terjadi diDukuh Kesongo, Desa Kepuh, Kecamatan Nguter,Sukoharjo, Jawa Tengah. Akibatnyasejumlah warga harus memutar otak agar penduduk desa tak lagi kerap berkeliaran ke luar rumah.

Hingga tercetuslah aksi unik menjaga kampung dengan menggunakan kostum pocong untuk menakuti warga yang bandel. Melalui foto yang beredar di media sosial, dua pocong terlihat bersiaga menghadang jalan masuk kampung. Tujuannya tak lain untuk membantu pemerintah agar warga, terutama anak anak tak keluar rumah selama pandemi corona.

Menurut tokoh pemuda Desa Kepuh, Anjar Panca pihaknya melakukan penjagaan tersebut dari jam 7 hingga 9 malam. "Itu kita mulai jam 7 malam sampai jam 9 malam. Penting anak tidak main ke luar karena massa libur sekolah," kata Anjar Panca. Namun, aksi warga Desa Kepuh, Sukoharjo tak berjalan mulus seperti yang diharapkan.

Semenjak pemberitaan viral, pocong yang semula ditujukan untuk menakuti kini justru mengundang perhatian warga. Tak hanya itu, warga malah berbondong bondong datang ke dusun untuk menyaksikan pocong menjaga kampung. "Tujuannya biar warga di rumah. Tapi malah banyak warga yang menonton. Akhirnya sepakat untuk sementara kita hentikan karena malah mengundang massa. Takutnya terjadi kesalahan," tutur dia.

Untuk mengatasi permasalahan akibat efek viral ini, dua pocongpenjaga portal tersebut kini 'beristirahat' sejenak menjaga akses kampung. Anjar juga menuturkan dari mana awal mula ide menjaga kampung dengan kostum pocong tercetus. Awalnya, Anjar mengatakan, mendapat ide realisasi pocong menjaga kampung dari pemberitaan di Korea Selatan.

Sebelumnya, warga kampung mereka memang pernah memakai kostum pocong saat malam Satu Suro pada tahun 2019. Karena terlanjur viral, Anjar dan sejumlah warga menggagas kembali ide pocong portal untuk menjaga kampung mereka. Namun karena implementasi tidak sejalan dengan tujuan agar orang orang tetap berada di rumah, pocong portal itu kini dihentikan sementara.

Sebelumnya, di Purworejo, Jawa Tengah,sosok pocong sedang jaga desa viral di media sosial hingga ke Korea Selatan. Pocong tersebut ditujukan supaya warga desa tidak keliaran di tengah wabah viruscorona. Hal itu seperti yang diimbaukan oleh pemerintah berulang kali. Namun, kreativitas warga Purworejo patut diacungi jempol lantaran mengajak warga menghindari viruscorona.

Desa tersebut dijaga pocong agar masyarakatnya tak berkeliaran. Tentu, pocongnya tidak nyata, hanya warga setempat yang dibalut kain kafan hingga menutup muka. Keberadaan dua pocong itu disinyalir untuk mengingatkan penduduk dengan kematian.

Sehingga, siapa saja yang ngeyel dan tidak ikut mencegah penyebaran virus bisa saja segera dipocong alias mati. Berita itu pun menjadi viral di jagad dunia maya. Lebih unik lagi, salah satu portal berita besar di Korea Selatan, SBS.co.kr ikut memberitakan kisah tersebut.

Dalam judulnya yang menggunakan huruf Hangul, SBS menulis ‘Pencegahan Covid 19, Desa di Indonesia Sampai Dijaga Hantu Pocong’. Meski di Korea Selatan tidak ada pocong, namun SBS tetap menuliskan pocong dalam tulisan hangul dan menambahkan kata ‘gwisin’ atau hantu. Di laman itu, SBS juga menjelaskan apa itu pocong.

“Prosedur pemakaman Islam di Indonesia itu adalah dengan membungkus tubuh dari atas sampai bawah dengan selembar kain dan mengikat enam tempat dari kepaa hingga kaki. “Sebelum dimakamkan, petugas pemakaman harus melepas talinya dulu. Jika tidak dilepas, maka jiwa orang yang meninggal itu tak ingin meninggalkan tubuhnya yang sudah dimakamkan dan menjadi gentayangan atau jadi setan,” tulisnya di paragraf berikut. SBS juga menyematkan kutipan dari penulis Bae Dong Soon yang kerap memperhatikan hantu hantu Indonesia. Ia mengatakan pocong itu adalah hantu Indonesia yang unik.

“(Pocong) itu dianggap bisa teleportasi dan terbang. Orang Indonesia takut dengan pocong. Jadi tampaknya dengan adanya pocong itu, orang orang itu jadi takut untuk keluar,” katanya. Mengetahui hal tersebut, banyak warganet Indonesia di Twitter yang cukup kaget namun tergelitik karena pocong yang merupakan hantu lokal bisa debut di Korea Selatan.

Comment here