Persib Bandung kini memiliki idola baru, dua penyerang yang mampu mencuri perhatian musim ini, Wander Luiz dan Geoffrey Castillion. Keduanya total telah mengemas 6 gol dari total 7 gol yang dicatatkan Persib Bandung di Liga 1 2020. Meski demikian, baik Wander Luiz dan Geoffrey Castillion enggan jumawa dan memilih untuk terus memperbaiki performa mereka.
Geoffrey Castillion cukup sukses menjalani tiga laga awalnya bersama Persib Bandung di Liga 1 2020. Berduet dengan Wander Luiz di lini depan, dua gol dari tiga penampilan merupakan raihan cukup apik bagi seorang debutan sepertinya. Pemain bernomor punggung 20 ini mengaku sangat bahagia.
"Pertama, saya harus melewati masa adaptasi dengan iklim Indonesia. Karena ini pertama kali bermain di Asia. "Tapi, ini awal musim yang sangat fantastis, semua bisa berjalan baik seperti yang selalu saya harapkan," ujar pemain berpaspor Belanda ini di laman resmi klub. Duetnya bersama Wander Luiz pun mendapatkan banyak sanjungan.
Apalagi, duet ini merupakan penyumbang 6 (Wander 4 gol dan Castillion 2 gol) dari 7 gol PERSIB di tiga pertandingan. Meski demikian, pemain yang sempat membela klub elit Eredivisie Belanda, Ajax Amsterdam ini tak mau menepuk dada. "Masih terlalu dini untuk memberikan penilaian. Saya harus berbuat lebih banyak untuk Persib Bandung, seperti pernah saya katakan sebelumnya, saya ingin merasakan gelar bersama tim ini dan itu perlu kerja keras," tuntasnya.
Hal senada diungkapkan kompatriot yang musim lalu bermian di Liga Vietnam, Wander Luiz. “No. Saya belum puas. Ini baru awal. Perjalanan masih sangat panjang dan kita harus bisa lanjutkan ini dengan menang di setiap pertandingan,” ungkap pemain bernomor punggung 9 itu. Persib Bandung kini digdaya, mereka tidak terkalahkan dalam tiga pertandingan terakhir.
Sorotan tentu ada kepada duet baru, Wander Luiz Geoffrey Castillion yang membuktikan kapasitasnya sebagai duet penyerang tertajam sejauh ini. Tetapi, ada satu nama lain yang sebenarnya adalah ruh permainan dari Persib Bandung, dan menjadi pemain andalan musim ini. Nama Kim Kurniawan musim lalu memang tenggelam, tetapi kini pemain kelahiran Jerman ini menjelma menjadi nyawa baru bagi Persib Bandung.
Musim lalu, bukan musim terbaik bagi Kim Kurniawan, gelandang berusia 29 tahun ini, kesulitan untuk menembus tim utama Persib Bandung. Kim, hanya mengemas 19 penampilan dengan menit bermain sebanyak 788 menit, lini tengah Persib yang sudah sangat sesak dengan adanya pemain pemain berlabel bintang menjadi sebabnya. Ditambah lagi cidera yang sempat memaksanya absen selama nyaris satu musim penuh, tentu membuat keraguan muncul mengenai kualitas Kim Kurniawan.
Kritik dari para supporter Persib Bandung yang kerap mengatakan Kim sudah habis, dijawabnya di musim ini, tentu, ia harus berterima kasih dengan taktikal Robert Alberts. Musim lalu, Persib Bandung bermain dengan skema 4 3 3, dengan satu gelandang bertahan dan dua gelandang yang lebih banyak membantu serangan. Tentu, sulit bagi Kim bersaing di posisi gelandang bertahan dengan adanya sosok Dedi Kusnadar, Omid Nazari, hingga Hariono, bahkan untuk bersaing dengan Rene Mihelic di sektor gelandang serang pun Kim kesulitan.
Lalu, apa yang dilakukan Robert Alberts sehingga Kim Kurniawan mendapatkan tempat musim ini? Pelatih asal Belanda ini mengubah skemanya, sempat dikabarkan menggunakan skema tiga pemain bertahan, Robert Alberts justru bermain dengan skema 4 4 2. Ini untuk mengakomodasi duet baru Persib Bandung : Wander Luiz Geoffrey Castillion yang kini menjadi andalan.
Perubahan dari skema 4 3 3 ke 4 4 2 juga membutuhkan penyesuaian, dengan 4 3 3 Persib jika dijabarkan menjadi 4 1 2 2 1, skema 4 4 2 Persib menggunakan dua gelandang tengah dengan tipikal berbeda. Adalah hal yang mirip dengan apa yang dilakukan Manchester United dan Arsenal era 90 an dimana mereka punya duet gelandang andalan : Keane Scholes dan Vieira Gilberto Silva. Pun demikian dengan Persib Bandung, Kim Kurniawan adalah potongan puzzle penting, dirinya akan menjadi gelandang box to box, sedangkan duetnya Omid Nazari menjadi gelandang pelindung lini belakang.
Duet baru inilah yang sebenarnya jauh lebih penting dari duet Wander Luiz Geoffrey Castillion, buktinya : laga pekan kedua kala Persib Bandung menghadapi Arema FC. Kim Kurniawan dan Omid Nazari diturunkan sejak menit awal, dibuat mati kutu dengan pressing ketat dari gelandang Arema seperti Dendi Santoso ataupun Hendro Siswanto, nampak bahwa Mario Gomez sudah mengantisipasi daya ledak Kim Kurniawan sejak awal. Sulitnya Kim menguasai bola membuat aliran serangan Persib Bandung tersendat, ditambah dengan Esteban Vizcarra yang agak terlambat dalam menjemput bola pun dengan Omid Nazari yang harus mati matian mematikan pergerakan Kushedya Hari Yudo, Persib benar benar kesulitan.
Peluang penalti pertama Persib Bandung tidak lepas dari Kim yang berhasil lepas dari pengawalan ketat pemain Arema FC dan melihat posisi Castillion yan terbebas. Gol pertama Persib Bandung juga kembali ada peran Kim Kurniawan yang diluar dugaan berhasil memenangi duel udara dengan Johan Alfarizi di lini engah, bola kemudian jatuh kepada Geoffrey Castillion, sebelum melakukan bola flick yang salah diantisipasi oleh Syaiful Indra Cahya. Tetapi, meskipun kini menjadi bagian dari Persib Bandung, Kim tetap merendah, menurutnya apa yang dilakukannya tidak lepas dari peran rekan setimnya.
"Ya tentunya senang dan selalu yang saya katakan individual tidak penting, tim meraih dua hasil positif di dua awal jadi modal yang bagus buat skuad Persib," kata Kim, dikutip dari laman Liga Indonesia. Apabila Kim Kurniawan bisa konsisten hingga akhir musim, tanpa mengalami cidera, bukan tidak mungkin Persib Bandung bisa menjadi juara, dan panggilan Timnas Indonesia, bisa kembali didapatnya, terakhir, Kim mendapatkan paggilan Timnas pada 2015.
Comment here