Politikus PDIP Effendi Simbolon menyebut bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani perlu dicopot dari jabatannya. Hal itu dikatakan Effendi karena Sri Mulyani tak mampu menyegarkan kondisi ekonomi Indonesia. "Kita bicara likuiditas anggaran, dan kita defisit hampir Rp400 triliun. Sementara itu menjadi salah satu faktor penyebab terhambatnya pertumbuhan karena laju likuiditas. Saya tidak tahu Pak Jokowi begitu senangnya lihat Bu Sri Mulyani, tetapi menurut saya perlu diganti," ujarnya di Ibis Hotel Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2020).
Padahal sebelumnya, saat membicarakan soal kerja Presiden Wapres bersama kabinetnya, legislator Komisi I DPR RI itu mengatakan bahwa langkah reshuffle kabinet bukan solusi yang tepat. "Karena reshuffle itu juga tidak baik juga buat trust di pasar. Saya berharap ya Pak Jokowi ambil kendali itu benar benar di tangan beliau," ujarnya. Merespons pernyataan Effendi, Dedi Kurnia Syah selaku Direktur Indonesian Political Opinion menjelaskan bahwa sosok Menkeu Sri Mulyani masih dipercayai oleh publik karena beberapa hal.
"Kapasitasnya cukup panjang secara kelembagaan, isu isu korupsinya tidak banyak dan bahkan tidak sepopuler seperti Menpora dan Kemenag," kata Dedi. Namun, Effendi kembali menegaskan pasar butuh gairah, sebab selama hampir periode pertama hingga awal periode kedua, pasar Indonesia tidak segar. Dia mencontohkan bagaimana kontraktor utama di BUMN tidak membayar ke sub kontraktornya, dan itu menciptakan rantai utang yang menjadi efek domino.
"Ya saya kira harus dicarilah Menkeu yang patuh juga terhadap lender. Tapi ini kita bukan benci sama Bu Sri Mulyani, bukan soal pribadi, tetapi ini buktinya dia tidak bisa menghasilkan uang dan melakukan treasury yang baik," pungkasnya.
Comment here