Pemerintah kembali mengumumkan perkembangan penanganan kasus Corona (Covid 19)di Indonesia. Berdasarkandata yang dihimpun pemerintah, total kasus positif Covid 19 di Indonesia kini berjumlah40.400 kasus. Jumlah tersebut meningkat1.106 kasus perSelasa 16 Juni 2020 pukul 12.00 WIB.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid 19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan langsung melalui kanal YouTube BNPB,Selasa (16/6/2020)sore. Yuri menyebutkan, dari total kasus positif tersebut, terdapat tambahan33 pasien positif Corona yang meninggal dunia. Total kasus kematian akibat Covid 19 kini telah mencapai 2.231 kasus.
Sebelumnya, total kasus kematian berjumlah 2.198 orang. Kabar baiknya, terdapat580 pasien dinyatakan sembuh. Sehingga,total pasien sembuh bertambah menjadi 15.703 orang dari sebelumnya15.123orang.
Sebelumnya,per 15 Juni 2020, total kasus positif Covid 19 di Indonesia berjumlah 39.294. Sebelumnya, Yurimengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di manapun ia berada. Menurut Yuri, selama vaksin belum ditemukan, hanya itulah yang dapat dilakukan agar terhindar dari penularan Covid 19.
Ia pun berhadap kepatuhan dalam melaksanakan protokol kesehatan bisa menjadi kesadaran yang dilakukan secara kolektif oleh masyarakat dengan berbasis keluarga. Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (4/6/2020). "Mematuhi protokol kesehatan tidak harus menunggu wilayah domisili kita menjadi zona kuning, tidak harus menunggu wilayah zona kita menjadi oranye, dan tidak perlu menunggu wilayah kita menjadi zona merah."
"Sejak sekarang, di manapun kita berada, apapun zonasi warna wilayah tinggal kita, patuhi protokol kesehatan," kata Yuri, Kamis sore. "Hanya ini yang bisa kita lakukan kalau ingin selamat dari tertular Covid 19. Kami berharap kesadaran ini menjadi kesadaran kolektif yang tentunya harus berbasis pada keluarga," sambungnya. Yuri pun kembali mengingatkan masyarakat untuk senantiasa mengenakan masker saat keluar rumah sebagai bentuk kesadarannya.
Begitu pula dengan kepatuhan menjaga jarak hingga mencuci tangan, Yuri berharap masyarakat menerapkannya bukan sekadar karena diperintah atau diawasi. "Jadi, gunakan masker bukan karena diperintah, mencuci tangan bukan karena diawasi, menjaga jarak bukan karena memang diperintah." "Jadikan ini sebuah kesadaran kita tanpa diperintah, tanpa diawasi, karena ini kebutuhan bagi kita untuk tetap sehat.:
"Kalau kita sehat, keluarga kita juga sehat," kata Yuri. Sementara itu, Yuri juga menyampaikan bahwa sampai saat ini vaksin Covid 19 memang belum ditemukan. Oleh karena itu, menurut Yuri, seluruh bangsa di dunia pun kini mengubah perilaku agar aman dari Covid 19.
"Kita bersama seluruh bangsa di dunia melakukan hal yang sama yaitu bagaimana kemudian harus mengubah perilaku kita agar aman dari tertular Covid 19," ujarnya. Sementara itu, Yuri mengatakan, yang dapat melakukan perubahan secara fundamental adalah keluarga. Menurutnya, peran keluarga sangat dibutuhkan untuk dapat mengubah perilaku masyarakat menjadi aman dari Covid 19.
Agent of change yang bisa melakukan perubahan secara fundamental ini adalah keluarga." "Peran keluarga, kepala keluarga, ibu, ayah, sangat sangat penting untuk mengedukasi dan memberikan keteladanan pada anak anak kita agar tidak tertular," kata Yuri. Yuri mengatakan, saat ini orang orang yang memakai masker saat keluar rumah sudah tidak menjadi pemandangan yang aneh.
Menurutnya, masyarakat yang keluar rumah tanpa menggunakan masker justru akan menjadi perhatian banyak orang. "Inilah perubahan perubahan yang kita inginkan, inilah tata kehidupan baru yang sebenarnya ingin kita ciptakan sehingga mentaati dengan disiplin dan melaksanakannya protokol kesehatan itu bentuk konkrit dari upaya untuk mencegah tertular Covid 19," lanjut Yuri. "Harapan kita, ini bisa membudaya," sambungnya.
Comment here