– Pemain Bhayangkara FC, Jajang Mulyana bercerita soal perpindahan posisi dirinya yang sebelumnya sebagai striker dan kini menjadi stopper atau bek tengah. Momen tersebut terjadi ketika dirinya memperkuat Mitra Kukar pada 2015 silam. Pelatih Mitra Kukar sempat bingung memberikan posisi yang tepat kepada Jajang. “Sebelum di Bhayangkara kan saya main di Mitra Kukar waktu itu lagi pramusim saya main di striker. Terus pelatih tanya saya, dia bilang bingung carikan posisi yang pas buat saya. Opsinya cuma striker sama second striker,” cerita Jajang saat ditemui di Stadion PTIK, Jakarta.
Di momen itu, Jajang justru memberikan usulan kepada pelatihnya untuk bisa bermain di bek. Ia memberanikan diri memilih menjadi bek karena ketika bermain di junior, pemain yang memiliki tinggi 182 cm itu pernah main di posisi belakang. “Terus saya pilih yang menurut saya nyaman di striker dan bek, karena waktu junior saya pernah main sebagai bek juga. Yaudah lah saya dicoba waktu di Solo, dari situ saya mulai main di belakang,” sambungnya.
Kemudian, ketika pindah ke Bhayangkara FC Jajang sempat kembali bermain di lini depan. Namun, pilihan sebagai pemain belakang lagi lagi tak bisa ia tolak ketika ada momen di mana para pemain belakang Bhayangkara FC banyak yang absen. “Waktu di Bhayangkara FC, capt (Indra Kahfi) lagi sekolah lagi, Syahrul cedera jadi saya opsi main dibelakang. Waktu itu juga pemain belakang lagi minim,”
“Sebelum saya latihan, saya ditanya dulu. Kamu bisa main dibelakang tidak? saya bilang bisa ke coach (Simon McMenemy) sudah pernah main di belakang. Dari situ saya nyaman main di belakang,” jelasnya. Menurut Jajang, bermain menjadi seorang bek atau striker tak beda jauh. Hal itu lah yang membuat dirinya cepat beradaptasi saat peralihannya menjadi pemain belakang. “Perbedaannya tidak terlalu jauh. Bedanya kalau dibelakang timingnya untuk halau bola, kalau di depan timingnya buat cetak gol. Yang jelas kalau di belakang kita harus bisa baca pergerakan striker,” katanya.
Comment here